Suatu hari seorang teman mengeluh tentang kelompok
kerjanya yang berisikan orang-orang haus akan angka. Hal itu diwujudkan dengan
totalitas dalam pengerjaan tugas kelompok tersebut, bahkan memakan waktu
setengah hari tiap harinya. Ada pernyataan yang menggelitik akal ketika teman
tersebut mengatakan bahwa mereka banyak
berkutat di ketakutan akan salah dalam mengerjakan tugas, saling bertanya
bagaimana yang benar, dan keragu-raguan lainnya.
Orang-orang
itu begitu mengejar angka dibandingkan pengalaman. Hanya opini pribadi memang
tapi dalam beberapa hal, berbeda dengan nilai dan lingkungan sehari-hari yang
berisikan orang-orang yang mementingkan pengalaman dibandingkan dengan angka. Apakah
ada salah tangkap makna ? Pendidikan yang seharusnya memberikan ilmu dan
pengalaman hanya ditangkap sebagai sarana mengumpulkan pundi nilai dan kertas
bercap.
Ironis.
Kembali bertanya, apakah seperti ini gambaran diri seorang yang akan sukses di
masa depan ? Perfeksionis, banyak keraguan, takut salah, dan lainnya demi
mendapatkan hasil maksimal dianggap lebih penting dibandingkan dengan
pengalaman dan rasa ingin tahu yang dipuaskan dalam setiap kegiatan melalui
cara-cara tertentu, tanpa keraguan dan ketakutan.
Selain
akademis, ada pula pernyataan teman tersebut yang bersinggungan dengan dunia
sosial dari “teman-temannya”. Bagaimana dan dengan siapa mereka berteman ? “Mereka
cuma menganggap teman itu ya seorang partner yang dibutuhkan saat butuh”, kata
seorang teman. Kembali muncul sebuah pertanyaan, bagaimanakah kondisi kehidupan
sosial orang-orang yang menganggap teman seperti itu ? Entah bagaimana, muncul
perasaan miris. Miris kepada orang-orang yang berada, atau dianggap, teman
dengan anggapan seperti itu. Tidak tergambar keakraban dan keikhlasan dari
berteman dalam anggapan itu.
Insight
pribadi yang bisa diambil, pengalaman dan kesalahan adalah hal yang harus
dicari dan dialami sehingga angka bukan menjadi target utama. Mengapa ? Karena
angka bukanlah tujuan dari pendidikan, bahkan bukan tujuan dari hidup.
Kehidupan sosial harus diperhatikan karena manusia yang sendirian akan sangat mudah
dilindas dunia dan kesehariannya.
Ada baiknya
lebih banyak belajar dan mengumpulkan pengalaman untuk menemukan yang paling
tepat, setidaknya bagi diri masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar